'alaihi wa sallam pernah menjenguk seorang pemuda yang sedang
menjelang sakaratul maut (saat menjelang kematian), maka beliau
bertanya kepada pemuda tersebut:
«كَيْفَ تَجِدُكَ؟». قَالَ: وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّى
أَرْجُو اللَّهَ وَإِنِّى أَخَافُ ذُنُوبِي. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
«لاَ يَجْتَمِعَانِ فِى قَلْبِ عَبْدٍ فِى مِثْلِ هَذَا الْمَوْطِنِ
إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ مَا يَرْجُو وَآمَنَهُ مِمَّا يَخَافُ» رواه
الترمذي وابن ماجه وغيرهما.
"Apa yang kamu rasakan (dalam hatimu) saat ini?". Dia menjawab: "Demi
Allah, wahai Rasulullah, sungguh (saat ini) aku (benar-benar)
mengharapkan (rahmat) Allah dan aku (benar-benar) takut akan (siksaan-
Nya akibat dari) dosa-dosaku". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda: "Tidaklah terkumpul dua sifat ini (berharap dan
takut) dalam hati seorang hamba dalam kondisi seperti ini kecuali
Allah akan memberikan apa yang diharapkannya dan menyelamatkannya dari
apa yang ditakutkannya"[1].
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan adanya sifat berharap dan
takut kepada Allah secara seimbang dalam diri seorang hamba, sekaligus
menunjukkan keutamaan bersangka baik kepada Allah Ta'ala, terutama
pada waktu sakit dan saat menjelang kematian[2], sebagaimana perintah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Janganlah salah seorang
dari kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan dia bersangka baik
kepada Allah U"[3].
Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:
- Dua sifat inilah yang dimiliki oleh hamba-hamba Allah yang paling
mulia di sisi-Nya, para Nabi dan Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam,
sehingga Allah Ta'ala memuji mereka dalam firman-Nya,
{إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا
رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ}
"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam
(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka (selalu) berdoa
kepada Kami dengan (perasaan) harap dan takut. Dan mereka adalah orang-
orang yang khusyu'" (QS al-Anbiyaa':90).
- Imam Ibnu Hajar al-'Asqalani berkata, "Yang dimaksud dengan ar-
raja' (berharap) adalah bahwa jika seorang hamba melakukan kesalahan
(dosa atau kurang dalam melaksanakan perintah Allah) maka hendaknya
dia bersangka baik kepada-Nya dan berharap agar Dia menghgapuskan
(mengampuni) dosanya, demikian pula ketika dia melakukan ketaatan
(kepada-Nya) dia berharap agar Allah menerimanya. Adapun orang yang
bergelimang dalam kemaksiatan kemudian dia berharap Allah tidak
menyiksanya (pada hari kiamat) tanpa ada rasa penyesalan dan
(kesadaran untuk) meninggalkan perbuatan maksiat (tanpa melakukan
taubat yang benar kepada Allah), maka ini adalah orang yang tertipu
(oleh setan)" [4].
- Imam Hasan al-Bashri berkata, "Orang mukmin bersangka baik kepada
Rabb-nya (Allah Ta'ala) maka dia pun memperbaiki amal perbuatannya,
sedangkan orang orang kafir dan munafik bersangka buruk kepada Allah
maka mereka pun memperburuk amal perbuatan mereka" [5].
- Sebagian dari para ulama menjelaskan bahwa dalam kondisi sehat lebih
utama menguatkan sifat al-khauf (takut) daripada ar-raja' (berharap),
agar seseorang tidak mudah lalai dan lebih semangat dalam beramal
shaleh. Adapun ketika sakit, apalagi saat menjelang kematian, lebih
utama menguatkan sifat ar-raja' (berharap) untuk menumbuhkan
persangkaan baik kepada Allah Ta'ala[6].
Penulis: Ustadz Abdullah Taslim, MA
Artikel www.muslim.or.id
http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/terkumpulnya-sifat-takut-dan-harap.html
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment