Friday, October 1, 2010

Re: {MS-Spam-6} [Milis_Iqra] Negara Islam: Agenda Teroris?

Sama preman aja kagak berani, apalagi sama koruptor...

On 10/1/10, F a i z a L <faizal@busanagroup.com> wrote:
> sudah tidak ada lagi kepercayaan masyarakat atas POLRI
> ini adalah balasan dari Allah
>
> akan semakin banyak kerusuhan di negeri ini
>
> cuma yg saya heran, koq sama preman ga berani yah?
>
> Regards
> F a i z a l
> ----- Original Message -----
> From: Armansyah
> To: Milis_Iqra@googlegroups.com
> Sent: Friday, October 01, 2010 8:29 AM
> Subject: {MS-Spam-6} [Milis_Iqra] Negara Islam: Agenda Teroris?
>
>
>
>
> Negara Islam: Agenda Teroris?
> Sumber :
> http://kuliahpemikiran.wordpress.com/2010/09/30/negara-islam-agenda-teroris/
> Dalam jumpa pers di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat (24/9) Kapolri
> Jenderal (Pol.) Bambang Hendarso Danuri menyatakan, "Aksi teroris yang
> dilakukan sejak tahun 2000 hingga kasus terakhir penembakan tiga polisi di
> Mapolsek Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumut, tahun 2010 memiliki target
> mengambil-alih kekuasaan negara untuk menegakkan Negara Islam (Daulah
> Islam), (Kompas, 25/9).
>
> Inilah yang kemudian menjadi alasan dan pembenaran atas tindakan aparat
> Densus 88 yang membabi-buta terhadap orang-orang yang disangka pelaku tindak
> pidana terorisme. Terakhir, bagaimana Densus 88 secara arogan dan kasar
> menginjak-injak tubuh Khairil Ghazali yang sedang menunaikan shalat maghrib
> saat Densus yang berjumlah sekitar 30 orang dan bersenjata lengkap menyerbu
> dan mendobrak rumahnya. Padahal, setidaknya menurut pengakuan keluarganya,
> tak mungkin Ghazali terlibat kasus terorisme (Hidayatullah.com, 28/9).
>
> Sebelum ini, selama kurun waktu 2000-2010 saja, sebanyak 44 orang yang
> disangka teroris tewas ditembak aparat. Menurut mantan Ketua PBNU KH Hasyim
> Muzadi, cara penanganan terorisme ini cenderung meniru cara Amerika Serikat
> pada masa kepemimpinan George W Bush, yakni preemptive (tangkap/tembak dulu,
> urusan belakangan, red.) (Antara, 28/9).
>
> Negara Islam: Agenda Teroris?
>
> Umat Islam di Indonesia tidak kali ini saja mendengar "narasi" (cerita)
> yang disampaikan aparat kepolisian dan pihak terkait, bahwa agenda para
> teroris adalah mendirikan Negara Islam dan menegakkan syariah Islam. Kasus
> perampokan Bank CIMB di Medan, Sumut, misalnya dianggap sebagai bagian dari
> rentetan dari agenda teroris untuk mengambil-alih kekuasaan untuk mendirikan
> Negara Islam (Daulah Islam). Betulkah?
>
> Untuk menguji kebenaran "narasi" (cerita) atau dugaan di atas, tentu perlu
> diajukan beberapa pertanyaan. Pertama: Benarkah perampokan oleh "para
> teroris" itu sama dengan mengambil harta fa'i? Kedua: Bisakah mendirikan
> Negara Islam ditempuh dengan cara melakukan tindakan teror? Ketiga: mengapa
> aparat terkesan memaksakan wacana "Negara Islam" sebagai agenda para
> teroris, kemudian dibangun opini sedemikian rupa tentang bahaya Negara
> Islam?
>
>
> Bukan Harta Fa'i
>
> Tidak dipungkiri, di tengah-tengah kaum Muslim ada pemahaman agama yang
> keliru, yang kemudian menjadi dasar untuk melakukan aksi yang juga keliru.
> Dalam kasus fa'i (harta rampasan), sebagian kecil kelompok Muslim menganggap
> harta di luar kelompok mereka adalah seperti harta orang kafir, karena
> mereka berada di luar Negara Islam yang mereka klaim telah berdiri. Logika
> ini-yang tanpa hujjah yang bisa dipertanggungjawabkan-lalu menjadi
> pembenaran atas aksi-aksi "kriminal" untuk mengambil harta orang lain di
> luar kelompok mereka. Inilah kesalahan fatal dalam memahami fakta fa'i.
>
> Padahal, menurut Syaikh Abdul Qadim Zallum (2004: 46) dalam Kitab Al-Amwal
> fi Dawlah al-Khilafah, fa'i adalah semua harta yang diperoleh/dikuasai kaum
> Muslim (Daulah Islam) dari harta orang kafir tanpa pengerahan
> pasukan/peperangan. Pada zaman Nabi saw., saat ada Daulah Islam, contoh
> harta fa'i adalah harta yang diperoleh kaum Muslim (Daulah Islam) dari
> komunitas Yahudi Bani Nadhir serta kampung halaman dan harta-harta yang
> mereka tinggalkan karena gentar menghadapi kaum Muslim. Harta fa'i' juga
> mencakup harta benda-termasuk tanah-yang diserahkan kaum kafir kepada Daulah
> Islam karena takut menghadapi tentara Islam. Contohnya adalah harta yang
> diperoleh kaum Muslim dari penduduk Fadak yang beragama Yahudi. Inilah makna
> fa'i yang dimaksud dalam firman Allah SWT:
>
> وَما أَفاءَ اللَّهُ عَلىٰ رَسولِهِ مِنهُم فَما أَوجَفتُم عَلَيهِ مِن
> خَيلٍ وَلا رِكابٍ وَلٰكِنَّ اللَّهَ يُسَلِّطُ رُسُلَهُ عَلىٰ مَن يَشاءُ ۚ
> وَاللَّهُ عَلىٰ كُلِّ شَيءٍ قَديرٌ
>
>
> Harta rampasan (fa'i) apa saja yang telah Allah berikan kepada
> Rasul-Nya, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kuda pun
> dan seekor unta pun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada Rasul-Nya
> terhadap siapa yang dikehendaki-Nya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu (QS
> al-Hasyr [59]: 6)
>
> Karena itu, jelas bahwa fa'i itu harus dipahami dalam konteks seperti apa
> dan kapan itu bisa terjadi. Lagi pula, jika dalam anggapan mereka Negara
> Islam sudah ada, apa perlunya merampok-meski dengan dalih sebagai bentuk
> mengambil harta fa'i-jika kemudian harta itu digunakan untuk membiayai
> pendirian Negara Islam? Ini tentu sangat sumir dan tidak logis. Karena itu,
> seharusnya aparat Kepolisian juga memahami fakta seperti ini sehingga tidak
> begitu saja memaksakan alur cerita dengan membawa-bawa isu "Negara Islam"
> pada kasus-kasus terorisme, khususnya terkait dengan aksi perampokan Bank
> CIMB di Medan, Sumut, yang katanya dilakukan oleh para teroris. Karena itu
> pula, tidak salah kalau KH Hasyim Muzadi (mantan Ketua Umum PBNU)
> menegaskan, tidak ada perampokan atas nama agama. "Apapun alasannya,
> merampok adalah haram. Yang ada dalam Islam adalah pembagian rampasan perang
> dan untuk menyatakan perang adalah hak negara, bukan hak kelompok atau
> perorangan." (Antara, 28/9).
>
>
> Tak Bisa dengan Cara-cara Teror
>
> Harus dipahami oleh siapapun: Pertama, Islam mengharamkan pembunuhan
> terhadap manusia yang tidak bersalah, baik Muslim maupun non-Muslim (Lihat:
> QS al-Maidah [5]: 32). Kedua, merusak dan menghancurkan harta benda milik
> pribadi maupun umum juga haram (Lihat: QS al-Qashash [28]: 77). Ketiga,
> Islam juga mengharamkan teror dan intimidasi terhadap orang Islam,
> sebagaimana sabda Nabi saw.:
>
> «لاَ يَحِلُّ لِلْمُسْلِمِ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا»
>
> Tidaklah halal seorang Muslim menteror Muslim yang lain (HR al-Baihaqi).
>
> Imam asy-Syaukani berkomentar, "Inilah dalil bahwa tidak boleh (haram)
> menteror orang Muslim meskipun hanya sekadar gurauan." (As-Syaukani, Nayl
> al-Authar, VI/63).
>
> Jika demikian, tentu tidak ada alasan syar'i untuk membenarkan tindakan
> teror sebagai metode untuk menegakkan Negara Islam. Lagi pula harus
> dipahami: Pertama, jika pun benar bahwa mereka yang melakukan aksi teror
> tersebut bertujuan untuk menegakkan Negara Islam (Daulah Islam) atau
> Khilafah Islamiyah, seperti dinyatakan oleh aparat terkait dengan berbagai
> kasus terorisme, maka pertanyaannya: bukankah cara-cara seperti ini justru
> bertentangan dengan tujuan mereka?
>
> Kedua, Daulah Islam atau Khilafah Islam adalah sistem pemerintahan yang
> menjalankan hukum-hukum Islam. Kalau benar tujuan mereka ingin mendirikan
> Khilafah yang nota bene hendak menjalankan hukum-hukum Islam secara kaffah,
> lalu mengapa cara-cara yang mereka lakukan justru bertentangan dengan hukum
> Islam yang mereka perjuangkan?
>
> Ketiga, negara bukanlah bangunan fisik, tetapi "bangunan" yang ditopang
> oleh keyakinan, pemahaman dan tolok ukur yang diterima oleh masyarakatnya.
> Karena itu, kalau benar mereka ingin menegakkan Khilafah, mestinya jalan
> yang ditempuh bukanlah jalan kekerasan dan teror. Sebab, jalan seperti ini
> tidak akan pernah bisa mengubah keyakinan, pemahaman dan tolok ukur yang
> diterima oleh masyarakat; bahkan tidak bisa mengubah apapun. Yang bisa
> mengubah semua itu adalah dakwah.
>
> Keempat, cara-cara teror juga bertentangan dengan metode perjuangan
> Rasulullah saw. dalam menegakkan Daulah Islam.
>
> Manhaj Rasul saw. dalam Menegakkan Daulah Islam
>
> Sebelum Daulah Islam di Madinah berhasil didirikan oleh, Rasulullah saw.,
> dengan segala risiko yang beliau hadapi, tetap konsisten dengan jalan
> perjuangannya, yaitu: berdakwah secara politik dan pemikiran. Meski beliau
> dan para pengikutnya menghadapi penyiksaan, serangan fisik, bahkan ada yang
> dibunuh hingga syahid dalam perjuangan tersebut, semua itu tidak mengubah
> manhaj dakwah Rasulullah saw. yang berjuang tanpa kekerasan atau aksi
> bersenjata.
>
> Di Makkah Rasulullah saw. tetap istiqamah membina umat (tatsqif al-ummah),
> berinteraksi (tafa'ul) dan menghimpun mereka dalam satu jamaah seraya terus
> mencari dukungan politik (thalab an-nushrah) dari para pemilik kekuasaan
> (ahlul quwwah) hingga Allah SWT memberikan nushrah (pertolongan)-Nya kepada
> beliau, yakni melalui pertemuan beliau dengan para pemuka masyarakat Madinah
> al-Munawwarah. Di Madinahlah kemudian beliau berhasil mendirikan Daulah
> Islam.
>
> Itulah secara ringkas metode (thariqah) dakwah yang dicontohkan oleh Nabi
> saw. Inilah satu-satunya cara yang harus ditempuh oleh siapapun yang hendak
> memperjuangkan kembalinya Islam dalam kehidupan, bukan yang lain.
>
> Memang, harus diakui, ada sebagian orang/kelompok Islam yang menjadikan
> teror atau kekerasan atas nama jihad sebagai metode untuk melakukan
> perubahan masyarakat atau mendirikan Negara Islam. Mereka ini pada dasarnya
> tidak memahami tharîqah (metode) Rasulullah saw.-yang sebetulnya tidak
> pernah menggunakan kekerasan-selama dakwahnya pada Periode Makkah. Bahkan
> aksi jihad (perang) baru dilakukan oleh Rasulullah saw. setelah berdirinya
> Negara Islam di Madinah, yang sekaligus saat itu beliau menjadi kepala
> negaranya. Artinya, jika orang/kelompok dakwah konsisten memahami bahwa
> kondisi saat ini sama dengan kondisi Makkah, maka tharîqah dakwah Rasulullah
> saw. di Makkah-yang tidak pernah menggunakan aksi-aksi kekerasan-itulah yang
> harus dicontoh saat ini.
>
> "Monsterisasi" Negara Islam
>
> Dari paparan di atas, tentu sulit untuk memastikan bahwa Negara Islam itu
> benar-benar menjadi agenda para tersangka tindak terorisme, Sebab, antara
> motif/tujuan dan aksi yang dilakukan jelas "tidak nyambung". Keterkaitan
> antara ide dan metode mereka tidak relevan dengan tujuan yang hendak mereka
> raih.
>
> Di sisi lain, aksi-aksi kekerasan atas nama jihad ini justru dimanfaatkan
> sebagai salah satu pintu masuk dan legitimasi dalam proyek WOT (war on
> terorism) yang diemban Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk di Indonesia.
> Upaya memojokkan Islam dan kaum Muslim secara terus-menerus mendapatkan
> angin segar karena faktor-faktor di atas. Apalagi sejak awal penyakit
> Islamopobhia (ketakutan terhadap Islam) memang melekat pada diri musuh-musuh
> Islam itu Pada akhirnya, perang melawan terorisme (WOT) menjadi alat
> mematikan yang menyasar pada segala upaya untuk menegakkan syariah Islam, di
> Indonesia khususnya.
>
> Target dari "monsterisasi" Daulah Islam secara terus-menerus tentu agar
> umat Islam khawatir bahkan takut terhadap segala upaya penegakkan syariah
> Islam secara kaffah dalam institusi negara, meski itu ditempuh dengan
> cara-cara damai. Pada akhirnya hanya Kapitalisme-sekularismelah yang boleh
> tumbuh di negeri-negeri Islam, termasuk Indonesia, bukan syariah Islam.
> Tentu, ini tak boleh dibiarkan, karena akan menjadi kemenangan mereka dan
> kekalahan kaum Muslim; akan menjadi kemenangan ideologi Kapitalisme atas
> ideologi Islam. Ini jelas bertentangan misi pengutusan Rasulullah saw.,
> yakni memenangkan Islam atas semua agama/ideologi di luar Islam (QS
> at-Taubah [9]: 33; al-Fath [38]: 28; ash-Shaff [61]: 9). Wallahu a'lam.
>
>
>
>
> --
> Salamun 'ala manittaba al Huda
>
>
>
> ARMANSYAH
>
>
> --
>
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> --
> This message has been scanned for viruses and
> dangerous content by MailScanner, and is
> believed to be clean.
> --
> This message has been scanned for viruses and
> dangerous content by MailScanner, and is
> believed to be clean.
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment