From: rumahilmu@yahoogroups.com [mailto:rumahilmu@yahoogroups.com] On Behalf Of Syarif Niskala
Sent: Friday, January 07, 2011 2:16 PM
To: Rumah Ilmu
Subject: [rumahilmu] Ada Apa dengan Kualitas Remaja?
Ada Apa dengan Kualitas Remaja Putra?
Oleh Syarif Niskala (also blogged at pendidikanseks.info)
Tanggal 6 Januari 2011 saya berkesempatan sharing sudut pandang dengan remaja-remaja. Pada kesempatan pertama menyemangati tentang How to write. Pesertanya 35 persen remaja putra dan 65 persen remaja putri. Mereka rata-rata masih sekolah di sekolah menengah pertama. Saat itu, saya sangat kesulitan untuk mengajak remaja putra untuk berpartisipasi aktif dalam forum tersebut. Sapaan, ajakan, jabat tangan, tepukan, pujian, bahkan iming-iming hadiah tidak membuat mereka bergerak. Mereka mengelompok soliter dan kebanyakan asyik memainkan hapenya sendiri-sendiri. Dari wajah-wajahnya nampak benar tarikan gelap rasa kurang percaya diri, saling mendorong ketika diminta pendapat, nada suara gugup, berbicara pelan, miskin antusiasme, dan kehampaan.
Kesempatan kedua berbagi adalah tentang Bersahabat dengan Internet di komunitas remaja Muhammadiyah Bandung. Pula, komposisi peserta terdiri atas 30 persen remaja putra dan 70 persen remaja putri. Kisaran pendidikan mereka pada masa SMP dan SMA. Sayang sekali. Pada kesempatan kedua ini pun saya menghadapi situasi yang mirip dengan pertemuan di pagi hari di tempat yang berbeda. Remaja putranya sangat pasif, tidak percaya diri, bersuara sangat pelan, berusaha menyembunyikan diri dari perhatian, miskin antusiasme, dan air muka yang keruh.
Ada apa dengan kualitas remaja putra?
Bukankah seyogianya seorang remaja putra harus terlihat percaya diri, gagah, bersuara lantang, berebut inisiatif, antusias, bersemangat, berpikir kritis, bertindak aktif, berperasaan lugas, dan ekspresif. Mengapa remaja putra demikian inferior dibandingkan remaja putri? Bagaimana dengan nasib kepemimpinan di masa depan jika kualitas remaja-remaja putra Indonesia seperti ini? Bagaimana nasib keluarga-keluarga yang dipimpin oleh pria-pria dengan mental kerdil seperti ini?
Pikiran negatif saya berkelebat, jangan-jangan fenomena ini merupakan akibat rusaknya mental dan otak mereka oleh pornografi. Inikah bukti dari kekhawatiran Ibu Elly Risman Musa dan Bunda Neno Warisman yang mengatakan pornografi telah meneror jiwa mereka dan menjerembabkannya ke titik paling rendah? Inikah bukti sahih dari Dr. Mark B. Kastleman (pakar adiksi pornografi Amerika Serikat) yang menyatakan bahwa pornografi merusak lima bagian otak (156% lebih merusak dibandingkan narkoba)?
Kualitas masa depan seperti apa yang sedang kita songsong? Harapan seperti apa yang sedang kita gantang di masa depan?
Sahabat, apa yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan generasi harapan kita ini? Pendampingan seperti apa yang telah, sedang, dan akan kita lakukan pada putra-putri kita ini? Apakah masih ada kesempatan untuk menunda?
From the note of Syarif Niskala
No comments:
Post a Comment