memang tidak sesat seperti yang dituduhkan oleh orang-orang saat ini ya
mas? Apalagi ternyata kok sepertinya nikah mut'ah itu diharamkan di
syiah jaman dulu, hanya pada saat ini aja ada nikah mut'ah di ajaran
syiah
On Mon, 2011-01-10 at 12:47 +0700, Dani Permana wrote:
>
>
> Lho kok bisa begitu ? Simak perkataannya dalam kitab Nahjul-Balaaghah,
> kitab yang dianggap mu'tamad oleh orang-orang Syi'ah :
>
<وَكَانَ بَدْءُ أَمْرِنَا أَنَّا الْتَقَيْنَا وَالْقَوْمُ مِنْ أَهْلِ
<الشَّامِ، وَالظَّاهِرُ أَنَّ رَبَّنَا وَاحِدٌ (1) ، وَنَبِيَّنَا
<وَاحِدٌ، وَدَعْوَتَنَا فِي الْإِِسْلاَمِ وَاحِدَةٌ، لاَ
<نَسْتَزِيدُهُمْ (2) فِي الْإِيمَانِ باللهِ وَالتَّصْدِيقِ بِرَسُولِهِ،
<وَلاَ يَسْتَزِيدُونَنَا: الْأَمْرُ وَاحِدٌ، إِلاَّ مَا اخْتَلَفْنَا
<فِيهِ مِنْ دَمِ عُثْمانَ، وَنَحْنُ مِنْهُ بَرَاءٌ!
>
>
>
> "Awal-mula mula urusan kami, kami dan orang-orang Syaam (yaitu kubu
> Mu'aawiyyah) bertemu. Dan yang terang/nampak bahwasannya Rabb kami
> adalah satu, Nabi kami adalah satu, dan dakwah kami dalam Islam adalah
> satu. Dan kami tidak melebihkan diri kami dibandingkan mereka dalam
> hal keimanan kepada Allah dan pembenaran kepada Rasul-Nya, dan mereka
> pun juga demikian. Urusan kami adalah satu, kecuali apa yang kami
> perselisihkan padanya tentang darah 'Utsmaan (yang terbunuh secara
> dhalim). Dan kami berlepas diri darinya….." [Nahjul-Balaaghah, 3/648,
> surat no. 58].
>
>
>
> Perlu diketahui, dikatakan bahwa perkataan itu diucapkan 'Aliy bin Abi
> Thaalib radliyallaahu 'anhu setelah perang Shiffiin.
>
> Apa yang kita dapat dari penjelasan di atas ?
>
> Menurut 'Aliy bin Abi Thaalib, orang-orang Syaam (dan Mu'aawiyyah
> adalah pemimpin mereka) termasuk saudaranya seiman, sama seperti
> dirinya. Ia masih mengakui hal itu, meskipun perang Shiffiin telah ia
> lewati bersama Mu'aawiyyah radliyallaahu 'anhumaa. Dikatakan,
> perselisihan mereka semata-mata perkara ijtihad tuntutan qishash atas
> terbunuhnya 'Utsmaan bin 'Affaan secara dhalim.
>
> Perkataan 'Aliy bin Abi Thaalib di atas tentu sangat kontras dengan
> keyakinan para pembela palsunya dari kalangan Syi'ah Raafidlah. Mereka
> (Syi'ah Raafidlah) tidak mengakui keimanan Mu'aawiyyah semenjak awal.
> Bahkan, mereka menuduh Mu'aawiyyah (dan juga ayahnya : Abu Sufyaan)
> hanya berpura-pura saja masuk Islam sebagai seorang munaafik.
> Peperangannya dengan Mu'aawiyyah dengan 'Aliy semakin menambah status
> kekafirannya saja.
>
> Mungkin mereka (orang Syi'ah) akan berkelit :
>
> Perkataan 'Aliy tersebut tidak ada sanadnya, sehingga tidak bisa
> diterima.
>
> Jika mereka memberikan alasan, seperti itu, itu sama saja mengugurkan
> kehujjahan kitab Nahjul-Balaaghah itu sendiri. Sejak kapan
> riwayat-riwayat dalam kitab ini bersandar dengan sanad yang jelas lagi
> otentik dari penulis kitab sampai kepada 'Aliy bin Abi Thaalib ? Oleh
> karena itu, berhentilah menukil riwayat-riwayat tidak jelas dari
> Nahjul-Balaaghah. Kampanyekan hal itu kepada situs-situs Syi'ah di
> seluruh penjuru dunia (kalau berani).
>
> Kami menolak perkataan itu karena tidak sesuai (bertentangan) dengan
> keyakinan kami yang menyatakan kekafiran Mu'aawiyyah.
>
> Kalau alasannya seperti ini, sudah nampak jelas sandaran orang Syi'ah
> dalam agama mereka. Mereka tidak perlu memusingkan sanad – sebagaimana
> gaya orang-orang Syi'ah Ushuliy – dalam sumber-sumber riwayat untuk
> agama mereka. Rekan-rekan bisa membaca artikel berikut :
> http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/12/syiah-dan-riwayat-hadits-dalam-kitab.html.
>
> Yang jadi patokan dalam tataran praktisnya, jika sesuai dengan
> doktrinitas diterima, jika bertolak belakang ditolak. Riwayat dengan
> sanad yang shahih pun, jika memang bertentangan doktrinitas yang
> diajarkan ulama mereka, akan ditolak. Jika tidak ada lubang untuk
> lari, masih ada senjata pamungkas : taqiyyah.
>
> Rekan-rekan dapat membaca bagaimana senjata pamungkas ini
> dikeluarkan :
>
> Imam Ali Bin Abi Thalib Dan Nikah Mut'ah (2)
>
> Pernikahan 'Umar Bin Al-Khaththaab Dengan Ummu Kultsum Binti 'Aliy –
> Dalil Bolehnya Wanita Mukmin Menikah Dengan Laki-Laki Kafir ?
>
> Mungkin mereka (Syi'ah) akan menyanggah :
>
> "Telah shahih dari imam Abu Abdillah bahwasannya orang-orang Syaam itu
> kafir".
>
> Mungkin riwayat yang mereka maksud adalah riwayat sebagai berikut :
>
<مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى عَنِ
<الْحُسَيْنِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ فَضَالَةَ بْنِ أَيُّوبَ عَنْ سَيْفِ بْنِ
<عَمِيرَةَ عَنْ أَبِي بَكْرٍ الْحَضْرَمِيِّ قَالَ قُلْتُ لِأَبِي عَبْدِ
<اللَّهِ ( عليه السلام ) أَهْلُ الشَّامِ شَرٌّ أَمْ أَهْلُ الرُّومِ
<فَقَالَ إِنَّ الرُّومَ كَفَرُوا وَ لَمْ يُعَادُونَا وَ إِنَّ أَهْلَ
<الشَّامِ كَفَرُوا وَ عَادَوْنَا
>
>
>
> Muhammad bin Yahyaa, dari Ahmad bin Muhammad bin 'Iisaa, dari
> Al-Husain bin Sa'iid, dari Fadlaalah bin Ayyuub, dari Saif bin
> 'Amiirah, dari Abu Bakr Al-Hadlramiy, ia berkata : Aku bertanya kepada
> Abu 'Abdillah 'alaihis-salaam : "Manakah yang lebih jelek, orang-orang
> Syaam ataukah orang-orang Romawi ?". Ia berkata : "Sesungguhnya
> orang-orang Romawi itu kafir, namun tidak memusuhi kami. Adapun
> orang-orang Syaam itu kafir lagi memusuhi kami" [Al-Kaafiy, 2/410 –
> kata Al-Majlisiy dalam Mir'atul-'Uquul 11/220 : Hasan].
>
> [Sisipan : Jangan heran membaca riwayat ini, karena penduduk dua kota
> suci (Makkah dan Madinah) pun mereka anggap kafir. Jadi, kalau
> penduduk/orang-orang Syaam itu kafir, ya itu lebih dikedepankan lagi.
> Ini riwayatnya :
>
<عِدَّةٌ مِنْ أَصْحَابِنَا عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ خَالِدٍ
<عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عِيسَى عَنْ سَمَاعَةَ عَنْ أَبِي بَصِيرٍ عَنْ
<أَحَدِهِمَا عليهما السلام قَالَ إِنَّ أَهْلَ مَكَّةَ لَيَكْفُرُونَ
<بِاللَّهِ جَهْرَةً وَ إِنَّ أَهْلَ الْمَدِينَةِ أَخْبَثُ مِنْ أَهْلِ
<مَكَّةَ أَخْبَثُ مِنْهُمْ سَبْعِينَ ضِعْفاً .
>
>
>
> Sejumlah shahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad bin Khaalid, dari
> 'Utsmaan bin 'Iisaa, dari Samaa'ah, dari Abu Bashiir, dari salah
> seorang dari dua imam 'alaihimas-salaam, ia berkata : "Sesungguhnya
> penduduk Makkah kafir kepada Allah secara terang-terangan. Dan
> penduduk Madinah lebih busuk/jelek daripada penduduk Makkah 70 kali" .
>
> Al-Kaafiy, 2/410 – kata Al-Majlisiy : Muwatstsaq.
>
> Subhaanallaah…..
>
> Tidakkah kita dapat membaca kebusukan yang diperlihatkan oleh
> orang-orang Syi'ah secara terang-terangan dengan memanipulasi riwayat
> dan mengatasnamakannya kepada Ahlul-Bait ?]
>
> Jadi, orang-orang Syaam yang masih bersyahadat, shalat, menunaikan
> zakat, berpuasa, dan berhaji – namun bergabung dengan kelompok
> Mu'aawiyyah bin Abi Sufyaan radliyallaahu 'anhumaa – adalah kafir
> dengan kekafiran yang lebih parah dari orang yang berpaham Trinitas
> (orang-orang Kristen Romawi). Jika mereka menggunakan riwayat ini,
> maka ini akan membuka pintu konfrontasi baru. Telah mutawatir khabar
> bahwa Al-Hasan bin 'Aliy radliyallaahu 'anhumaa berdamai dan
> menyerahkan tampuk kekuasaan kepada Mu'aawiyyah. Jika memang
> Mu'aawiyyah kaafir dan lebih jelek dari orang-orang Kristen Romawi,
> jadi keputusan Al-Hasan bin 'Aliy keliru dong. Apakah Al-Hasan bin
> 'Aliy radliyallaahu 'anhumaa tidak membaca ayat :
>
<يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ
<لا يَأْلُونَكُمْ خَبَالا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ
<الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ
<قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
>
>
>
> "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman
> kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka
> tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka
> menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut
> mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar
> lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika
> kamu memahaminya" [QS. Aali 'Imraan : 118].
>
> Dalam ayat tersebut, Allah telah melarang kita (muslim) mengambil
> orang kafir sebagai teman kepercayaan. Lantas, bagaimana dengan
> Al-Hasan bin 'Aliy radliyallaahu 'anhumaa yang telah berdamai dan
> menyerahkan pengurusan umat (baca : menyerahkan tampuk kekhalifahan)
> kepada seorang yang dianggap kafir ?. Mengapa ia bisa begitu percaya
> kepada Mu'aawiyyah tentang amanah pengurusan umat, jika memang telah
> mengetahui ia kafir ? Apakah Al-Hasan bin 'Aliy radliyallaahu 'anhum
> menyerahkan kekuasaan begitu saja kepada orang yang lebih jelek dari
> kafir Romawi ? padahal kakeknya (yaitu Rasulullah shallallaahu 'alaihi
> wa sallam) terus menyalakan jihad kepada kafir Romawi ? Bukankah sudah
> sepantasnya Al-Hasan lebih hebat jihadnya untuk memerangi orang-orang
> Syaam ? Atau, dalam hal ini Al-Hasan telah melakukan kekeliruan ?
> Al-Hasan bin 'Aliy radliyallaahu 'anhumaa tidak sekedar menyerahkan
> kekuasaan, namun juga berbaiat kepadanya :
>
<جبريل بن أحمد و أبو إسحاق حمدويه و إبراهيم ابنا نصير قالوا حدثنا محمد
<بن عبد الحميد العطار الكوفي عن يونس بن يعقوب عن فضيل غلام محمد بن راشد
<قال: سمعت أبا عبد الله (ع) يقول إن معاوية كتب إلى الحسن بن علي (ع) أن
<أقدم أنت و الحسين و أصحاب علي فخرج معهم قيس بن سعد بن عبادة الأنصاري و
<قدموا الشام فأذن لهم معاوية و أعد لهم الخطباء فقال يا حسن قم فبايع
<فقام فبايع ثم قال للحسين (ع) قم فبايع فقام فبايع ثم قال قم يا قيس
<فبايع فالتفت إلى الحسين (ع) ينظر ما يأمره فقال يا قيس إنه إمامي يعني
<الحسن (ع)
>
>
>
> Jibriil bin Ahmad, Abu Ishaaq Hamdawaih dan Ibraahim yang keduanya
> anak dari Nashr, mereka berkata : Telah menceritakan kepada kami
> Muhammad bin 'Abdil-Hamiid Al-'Aththaar Al-Kuufiy, dari Yuunus bin
> Ya'quub, dari Fudlail bekas budak Muhammad bin Raasyid, ia berkata :
> Aku mendengar Abu 'Abdillah 'alaihis-salaam berkata : "Sesungguhnya
> Mu'aawiyyah menulis surat kepada Al-Hasan bin 'Aliy agar ia,
> Al-Husain, dan pendukung 'Aliy agar datang. Keluar bersama mereka Qais
> bin Sa'd bin 'Ubaadah Al-Anshaariy. Mereka datang di Syaam, yang
> kemudian diijinkan oleh Mu'aawiyyah. Setelah itu, disediakan para
> pengkhutbah bagi mereka yang berkata : "Wahai Hasan, berdirilah, lalu
> berbaiatlah (kepada Mu'aawiyyah)". Maka ia berdiri dan berbaiat. Lalu
> berkata kepada Al-Husain : "Berdirilah, lalu berbaiatlah". Maka ia pun
> berdiri dan berbaiat. Kemudian dilanjutkan : "Berdirilah wahai Qais,
> lalu berbaiatlah". Mendengar hal itu, Qais menoleh kepada Al-Husain
> 'alaihis-salaam melihat apa kira-kira yang akan ia perintahkan". Maka
> Al-Husain berkata : "Wahai Qais, sesungguhnya ia adalah
> imam/pemimpinku – yaitu Al-Hasan 'alaihis-salaam" [Rijaalul-Kasysiy,
> lembar 109 : Qais bin Sa'd bin 'Ubaadah – bisa dilihat diwebsitenya
> Al-Khuuiy : http://www.al-khoei.us/books/index.php?id=7730].
>
> Tentang beberapa riwayat baiat Al-Hasan kepada Mu'aawiyyah dalam kitab
> Syi'ah, bisa dibaca di :
> http://www.forsanelhaq.com/showthread.php?t=172299.
>
> Kira-kira, mana di sini yang layak dibenarkan ?
>
> Menurut saya, yang benar adalah Mu'aawiyyah bin Abi Sufyaan itu bukan
> orang kafir. Kalau kafir (apalagi saat itu dalam situasi perang, yang
> mengharuskan pelabelan sebagai kafir harbiy), tidak mungkin Al-Hasan,
> Al-Husain, dan para pendukungnya berbaiat kepada Mu'aawiyyah.
> Pendirian ini sama dengan pendirian yang diyakini oleh ayahnya. Mereka
> berperang karena ijtihaad. Mereka adalah saudara seiman. 'Aliy bin Abi
> Thaalib, Al-Hasan, dan Al-Husain tidak pernah menganggap Mu'aawiyyah
> radliyallaahu 'anhum sebagai kaafir.
>
>
>
> Itulah sedikit yang bisa dituliskan mengenai shahabat Mu'aawiyyah bin
> Abi Sufyaan, yang dikatakan orang Syi'ah sebagai seorang yang selalu
> dibela-bela oleh pemilik Blog ini.. Semoga ada manfaatnya.
>
> [Abul-Jauzaa' – Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta].
>
>
>
>
>
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment