Makanya kalau membaca semuanya donk mas,
ini ada di artikel koq, kan sudah dijelaskan kata siapa terputus, lihat keterangan dibawah kan sudah disambung
(Dani Permana)
Sebagaimana di artikel yang M WN forward "Sanad hadits ini (Iyad bin Ghaninm) adalah lemah, karena keterputusan antara Syuraih dengan 'Iyaadl dan Hisyaam. Jadi BUKAN saya yang mendho'ifkan dan bukan saya juga yang mengatakan sanadnya terputus.
Cobalah M N juga menjawab pertanyaan2 dari saya, biar adil gitu?
(whe~en)
Sanad hadits ini lemah karena inqithaa' (keterputusan) antara Syuraih dengan 'Iyaadl dan Hisyaam.
Akan tetapi inqithaa' ini disambung oleh Ibnu Abi 'Aashim (no. no. 1097) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Auf : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ismaa'iil : Telah menceritakan ayahku, dari Dlamdlam bin Zur'ah, dari Syuraih bin 'Ubaid, ia berkata : Telah berkata Jubair bin Nufair, ia berkata : Telah berkata 'Iyaadl bin Ghanm kepada Hisyaam bin Hakiim : "Tidakkah engkau pernah mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : '….(al-hadits)….".
Sanad riwayat ini juga lemah karena kelemahan Muhammad bin Ismaa'iil bin 'Ayyaasy. Selain itu, penyimakannya dari ayahnya dikritik oleh Abu Haatim [Tahdziibul-Kamaal, 24/483-484 no. 5067].
Syuraih mempunyai mutaba'ah dari 'Abdurrahmaan bin 'Aaidz Al-Azdiy sebagaimana diriwayatkan Ibnu Abi 'Aashim (no. 1098) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Auf : Telah menceritakan kepada kami 'Abdul-Hamiid bin Ibraahiim, dari 'Abdullah bin Saalim, dari Az-Zubaidiy, dari Al-Fudlail bin Fadlaalah, ia mengembalikannya kepada Ibnu 'Aaidz, dan Ibnu 'Aaidz mengembalikannya kepada Jubair bin Nufair, dari 'Iyaadl bin Ghanm, ia berkata kepada Hisyaam bin Al-Hakiim : "…..(al-hadits)….".
Sanad riwayat ini lemah karena 'Abdul-Hamiid bin Ibraahiim. Hapalannya tercampur setelah kitab-kitabnya hilang [At-Taqriib, hal. 563 no. 3775].
'Abdul-Hamiid bin Ibraahiim mempunyai mutaba'ah dari 'Amru bin Al-Haarits Al-Himshiy. Diriwayatkan pula oleh Ath-Thabaraaniy dalam Al-Kabiir 17/367 no. 1007, Al-Haakim 3/290, dan Al-Bukhaariy dalam At-Taariikh Al-Kabiir 7/18-19 dari jalan Ishaaq bin Ibraahiim bin Zibriiq, dari 'Amru bin Al-Haarits Al-Himshiy, dari 'Abdullah bin Saalim, selanjutnya seperti sanad di atas.
Sanad hadits ini lemah karena Ishaaq bin Ibraahiim bin Zibriiq. Ia seorang yang shaduuq, namun periwayatannya dari 'Amru bin Al-Haarits adalah lemah dan ditinggalkan.
Dapat kita lihat bahwa dalam setiap thabaqah sanad saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Kelemahan masing-masing sanad bukanlah jenis kelemahan yang tidak menerima penguat berupa mutaba'aat. Oleh karena itu, hadits ini tidak jatuh lebih rendah dari derajat hasan. Bahkan, beberapa ulama telah men-jazm-kan dengan keshahihan seperti Al-Albaaniy, Al-Arna'uth, Ibnu Barjaas, Baasim Al-Jawaabirah, dan Hamzah Az-Zain.
From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On Behalf Of whe - en
[Dani Permana] Saya sudah memberikan beberapa hadist silahkan merefer "Gimana Kalau Rasulullah yang Di kritik?"
(Whe~en)
Analoginya, ketiga artikel yang menyatakan pengingkaran hadits Iyadl bin ghanim itu mewakili jawaban mas dani, kalau ditanya selalu menjawab seperti diatas.
saya ulangi untuk yang kesekian kali, Jika mas dani memang meyakini hadits Iyadl bin Ghanim dhoif ketika mas dani menggunakannya kenapa tidak mengikuti kaidah menggunakan hadits dhoif padahal mas dani tahu itu hadits dhoif? Apakah mas Dani bilang bahwa itu hadits dhoif
apakah mas dani menisbatkan hadits itu juga ke Rasulullah, jika berkeyakinan haditsnya dhoif, tapi sengaja menisbatkannya ke rasulullah, jatuh kepada "berdusta atas nama Rasulullah"
ada konsekuensi tersendiri ketika menggunakan nama Rasulullah, setahu saya seperti di bawah ini, namun jika mas dani juga mengingkari, silahkan mensyarahnya[Dani Permana] M WN jangan terlalu jauh dahulu menyimpulkan, coba saya ambil kembali dari artikel yang M WN forward sendiri, dan kita berbicara masalah sanad bukan yang lain-lainnya dahulu…
Syuraih bin 'Ubaid Al-Hadlramiy. Al-'Ijliy berkata : "Seorang tabi'iy dari Syaam yang tsiqah". Duhaim berkata : "Tsiqah". An-Nasaa'iy berkata : "Tsiqah" [Tahdziibul-Kamaal, 12/446-448 no. 2726]. Ibnu Hajar berkata : "Tsiqah, akan tetapi banyak memursalkan hadits. Wafat setelah tahun 100 H" [Taqriibut-Tahdziib – bersama At-Tahriir 2/111 no. 2775].
Sebagaimana di artikel yang M WN forward "Sanad hadits ini (Iyad bin Ghaninm) adalah lemah, karena keterputusan antara Syuraih dengan 'Iyaadl dan Hisyaam. Jadi BUKAN saya yang mendho'ifkan dan bukan saya juga yang mengatakan sanadnya terputus.
Cobalah M N juga menjawab pertanyaan2 dari saya, biar adil gitu?
2011/1/27 Dani Permana <adanipermana@gmail.com>
See my answer below, dan saya berharap ada timbale balik dari M WN, beberapa hal yang saya tanyakan dan juga email berikutnya.
Gantian yah nanya-nya… J
Regards,
Dani Permana" Always desire to learn something useful."
From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On Behalf Of whe - en
Sent: Thursday, January 27, 2011 2:58 PM
To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] Sahal Mahfudz: Kritik Boleh, Tapi Jangan Bikin Gaduh
Pertanyaan saya saja sampai lupa kan mas dani?
ini saya quote lagi
selain kedudukan hadits yang sedang kita bahas, saya juga menanyakan kedudukan hadits berikut
2. "Penguasa adalah naungan Alloh di muka bumi, maka barangsiapa yang menghinakan penguasa maka Alloh akan menghinakannya, barangsiapa yang memuliakan penguasa maka Alloh akan memuliakannya." (HR. Ibnu Abi Ashim, Ahmad, At-Thayalisi, At-Tirmidzi, dan Ibnu Hibban. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Adz-Dzilal)
3. Dari Ubaidah bin Khiyar berkata: "Aku mendatangi Usamah bin Zaid radhiallohu 'anhu dan aku mengatakan: "Kenapa engkau tidak menasehati Ustman bin Affan untuk menegakkan hukum had atas Al-Walid?" Maka Usamah berkata: "Apakah kamu mengira aku tidak menasehatinya kecuali harus dihadapanmu? Demi Alloh, sungguh aku telah menasehatinya secara sembunyi-sembunyi antara aku dan ia saja. Dan aku tidak ingin membuka pintu kejeleken dan aku tidak ingin menjadi orang yang pertama kali membukanya." (Atsar yang shahih diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
4. Dari Wail bin Hujr radhiallohu 'anhu berkata: Kami bertanya: "Yaa Rasululloh, bagaimaan pendapatmu jika penguasa kami merampas hak-hak kami dan meminta hak-hak mereka?" Beliau bersabda: "Mendengar dan taatlah kalian kepada mereka maka sesungguhnya bagi merekalah balasan amalan mereka dan bagi kalianlah pahala atas kesabaran kalian." (HR. Muslim)
5. Dari Anas radhiallohu 'anhu berkata: "Bersabda Rasul sholallohu 'alaihi wa sallam: "Kalian akan menjumpai sesudahku atsarah (pemerintah yang tidak menunaikan hak-hak rakyatnya tapi selalu meminta hak-haknya) maka bersabarlah sampai kalian berjumpa denganku." (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Dari Abu Hurairah radhiallohu 'anhu berkata, bersabda Rasululloh sholallohu 'alaihi wa sallam: "Kelak akan terjadi para penguasa dan mereka mengumpulkan harta-harta (korupsi)." Maka kami bertanya: "Maka apa yang engkau perintahkan kepada kami? Beliau menjawab: "tunaikanlah baiat yang pertama, tunaikanlah hak-hak penguasa, sesungguhnya Alloh akan bertanya pada mereka atas apa-apa yang mereka lakukan terhadap kalian." (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Dari Mu'awiyah radhiallohu 'anhu berkata, ketika Abu Dzar radhiallohu 'anhu keluar ke Ar-Rubdzah, beberapa orang Iraq menemuinya dan berkata: "Wahai Abu Dzar, angkatlah bendera bersama kami maka orang-orang akan mendatangi kamu dan tunduk kepadamu." Maka Abu Dzar berkata: "Tenang wahai Ahlul Islam, sesungguhnya aku mendengar Rasululloh bersabda: 'Kelak akan ada sesudahku penguasa maka muliakanlah ia, barangsiapa yang menghinakannya maka ia telah berbuat kehancuran dalam Islam dan tidak akan diterima taubatnya sampai ia mengembalikan kehancuran umat ini menjadi seperti semula.' (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Ashim. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Adz-Dzilal)
[Dani Permana] Saya belum melihat adanya pertentangan atau perselisihan dengan hadist-hadist tersebut diatas.
pertanyaan lainnya
Bagaimanakah arti sebenarnya hadits memberi masukan kepada penguasa, apakah mencakup semua masukan baik kritik ataupun nasehat atau Cuma masukan berisi nasehat saja3. 3. Jika hanya mencakup nasehat saja, bagaimana tatacara memberi kritik kepada penguasa sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah
[Dani Permana] Saya sudah memberikan beberapa hadist silahkan merefer "Gimana Kalau Rasulullah yang Di kritik?"
4. 4. Apakah yang dilakukan orang orang berbicara tentang buruknya pemerintah di muka umum yang pemerintahnya sendiri tidak ada dan tidak bisa mendengarnya bisa digolongkan masukan? Apakah sudah syar'i caranya?
[Dani Permana] kalau yang dibicarakan tentang keburukannya maka hal itu tidaklah layak, sebagaimana saya juga pernah katakana bahwa Tokoh lintas agama bukan menggunakan bahasa-bahasa Nasehat namun bahasa yang membuat orang jadi Gaduh.
Jika yang diberi masukan saja tidak ada bisakah dianggap makian karena yang dibicarakan hanya buruknya saja, jika termasuk kategori makian, bukankah melanggar hadits dibawah?
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: "Para pembesar kami dari kalangan shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang kami, mereka berkata: "Jangan kalian mencaci para penguasa kalian, jangan menipu mereka, jangan membenci mereka, dan bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah, sesungguhnya perkara ini adalah dekat." [HR. Ibnu Abi 'Ashim, Albaihaqi, dan selainnya dengan sanad yang shohih]
- Abu Darda' radhiyallahu 'anhu berkata: "Sesungguhnya awal terjadinya kemunafikan pada diri seorang adalah caci makiannya terhadap pemerintahnya." [HR. Al Baihaqi dan Ibnu 'Abdil Barr]
[Dani Permana] Jika yang demikian, orang yang memaki itulah yang menyalahi aturan. Bisa di klarifikasi siapa yang memaki penguasa?
5. 5. Bagaimana kedudukan 7 buah hadits yang saya tanyakan, apakah bisa tergugurkan pelaksanaannya, dan apa contoh kongkrit penggugurnya
[Dani Permana] Sebenarnya simple jika M WN mengetahu hadist yang lebih sahih yang tidak mengandung perselisihan baik sanad dan Matan hadist, yakni
Usamah bin Zaid memberikan teladan dalam hal ini, saat orang-orang berkata kepadanya, "Mengapa engkau tidak datang kepada Usman untuk menasihatinya." Maka Usamah menjawab, "Sesungguhnya kalian melihat bahwa aku tidak berbicara kepadanya kecuali aku menyampaikannya kepada kalian, sesungguhnya aku berbicara kepadanya secara rahasia… Dalam riwayat Muslim, "Demi Allah, sesungguhnya aku telah berbicara kepadanya antara diriku dengan dirinya." …tanpa aku membuka sebuah pintu yang aku tidak ingin menjadi orang pertama yang membukanya." Diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 3267 dan Muslim no. 2989.
Hafizh Ibnu Hajar berkata, "Dalam hadits terdapat anjuran menghormati para pemimpin, beradab kepada mereka, menyampaikan apa yang diinginkan masyarakat kepada mereka, agar mereka bisa menyikapinya dengan baik, menyampaikan dengan baik di mana maksudnya tercapai tanpa menyakiti siapa pun." (Fathul Bari 13/53).
Imam an-Nawawi berkata, "Yakni mengingkari para umara secara terbuka di depan umum seperti yang terjadi para orang-orang yang membunuh Usman, hadits ini mengadung anjuran adab bersama para umara, bersikap lembut kepada mereka, menasihati mereka secara rahasia." (Syarah Shahih Muslim 18/329).Berkaitan dengan "apa contoh kongkrit penggugurnya" karena tidak ada yang menggugurkannya maka tidak haus memberikan contoh kongkrit
6. 6. Contoh kongkrit pemerintah tidak melaksanakan hukum qishash, apakah hal ini bisa menyebabkan pemerintah bisa dimakzulkan?
[Dani Permana] tidak harus di makzulkan (disuruh turun dari tahta)
Terus bagaimana hubungannya dengan hadits dibawah, bukankah pemimpin yang ada adalah hasil kesepakatan?
"Barangsiapa yang tidak suka kepada pemimpinnya dalam suatu perkara maka hendaklah dia bersabar, karena sesungguhnya barang siapa yang keluar sejengkal saja ketaatan terhadap pemimpin maka dia mati seperti mati jahiliyyah".[HR. Al Bukhari dan Muslim dari Ibnu 'Abbas]
[Dani Permana] Mbak WN bisa memberikan syarah/penjelasan hadist ini? Karena saya khwatir M WN memiliki pemikiran lain tentang hadist ini.
Bahkan dia pantas dibunuh, berdasarkan hadits Arfajah bin Syuraih Al Asyja'i radhiyallahu 'anhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Barangsiapa yang datang kepada kalian untuk memecah tongkat kalian atau memecah belah persatuan kalian dalam keadaan urusan kalian telah sepakat di atas seorang pemimpin, maka bunuhlah dia". [HR. Muslim]
[Dani Permana] WN bisa memberikan syarah/penjelasan hadist ini? Karena saya khwatir M WN memiliki pemikiran lain tentang hadist ini.
7. 7. [Dani Permana]
Penjelasan ayat-ayat di atas amat gamblang. Tidak ada yang samar dan multitafsir. Maka, tidak ada alasan bagi siapa pun untuk menolak syariah. Penolakan terhadap syariah –seluruhnya atau sebagian-- hanya akan menyebabkan pelakunya tergelincir kepada kesesatan dan azab yang pedih. Sebagai Mukmin, bersegaralah memenuhi panggilan Allah SWT dan Rasul-Nya untuk mengakkan syariah-Nya di muka bumi
[whe-en]
Masih berhubungan dengan memberi masukan kepada penguasa, syariah yang mana yang mencakup memberi masukan kepada penguasa tidak dapat ditolak.
[Dani Permana] sebenarnya tulisan diatas bukanlah tulisan saya namun tulisan dari artikel yang saya copy paste,
Mas dani ingat ketika menuduh saya curang dalam berdiskusi?
ini yang sedang mas dani lakukan,[Dani Permana] Koq curang sih, dalam diskusi tidak boleh timpang M WN, masa m WN doank yang boleh bertanya dan saya sudah menjawab apa yang M WN tanyakan semampu saya dengan keterbatasan waktu.
(whe~en)
sibuk membuat pertanyaan, trus menganalisa jawaban saya agar saya menjawab pertanyaan mas dani, begitu seterusnya, melupakan menjawab pertanyaan saya, membuat saya lupa menagih jawaban atas pertanyaan saya yang sudah berhari hari.[Dani Permana] Yang mana yang belum dijawab? Saya sudah hampir memenuhi keinginan M WN untuk menjawab
Kalau terus terusan begini,
kita sudahi saja.[Dani Permana] Sebaiknya M WN juga menjawab apa yang saya tanyakan, itu yang namnya komunikatif dalam diskusi, masa saya nanya ga boleh? Apakah adil….
Kembali kepertanyaaan saya:
(Dani)
Jika hadist tentang "Iyadl bin ghanim" adalah hadist yang tidak dipermasalahkan dari segi sanadnya, sudah mungkin Imam Bukhori memasukan haidts tersebut dalam kitab sahihnya setelah melakukan Istikharah. Sedangkan Istikharah bermakna memohon petunjuk Allah atas keragu-raguan dan pilihan
(whe~en)
itu kan kata mas Dani lihat ini
Al Imam Al Hafidz Abul Hasan `Ali bin `Umar Ad-Daruquthni rahiamhullahu ta'ala dan beberapa ulama lain telah memastikan bahwa Al Bukhari dan Muslim telah meninggalkan (tidak mencantumkan) beberapa hadits yang sebenarnya memenuhi syarat shahih dalam kitab Ash-Shahihain.Hadits-hadits yang tidak dicantumkan di dalam kitab Shahihain sebenarnya telah diriwayatkan oleh sekelompok sahabat radliallahu `anhum dan para perawi yang tidak memiliki cacat dan aib.
[Dani Permana] Saya ulangi pertanyaan "mengapa Imam Al Bukhori melakukan demikian?"
(whe~en)
Ad-Daruquthni dan Al Harawi telah menyusun karya yang menghimpun hadits-hadits shahih yang tidak sempat disebutkan oleh Al Bukhari dan Muslim di dalam Ash-Shahihain.
[Dani Permana] pertanyaannnya saya ulang "Apakah Imam Ad Daruqutni meriwayatkan hadist Iyad bin Ghanim dalam kitab Sahihnya?
============================================
Sebaiknya M WN klarifikasi atas pernyataan M WN, di forum ini agar tidak ada fitnah buat saya
Pertama:
whe~en
mengaku bukan ahli hadits tetapi bisa menilai orang lain yang sudah mengaku tidak punya ilmu itu dengan kekurangan.
Masih mendingan kan mas, saya sudah mengaku tidak punya kemampuan mentakhrij dibanding mas dani yang bilang tidak mampu tetapi bisa menyalahkan syeikh Albani yang ahli hadits secara tidak langsung.
[Dani Permana] Mohon klarifikasinya mengenai "tetapi bisa menyalahkan syeikh Albani yang ahli hadits secara tidak langsung." Supaya tidak ada fitnah buat saya…
Kedua
1. Apakah saya sombong hingga menolak kebenaran?
2. Apakah saya tidak adil?
3. Apakah saya tidak mengatakan yang haq?
Dan untuk yang peryataan M WN diatas "jangan Lempar batu sembunyi Tangan"
2011/1/27 Dani Permana <adanipermana@gmail.com>
From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On Behalf Of whe - en
[Dani Permana] Saya tidak bertanya definisi hadist sahih M WN, coba disimak baik-baik pertanyaan saya diatas. Jika jawabannya seperti diatas, maka saya akan bertanya kepada M WN nantinya, dan berikut adalah pertanyaan Pertama
(whe~en)
makanya dibaca lengkap dulu lihat tulisan berikutnya
Kalau pertanyaannya kenapa tidak ada, bagaimana saya harus menjawabnya karena yang tahu pasti yang menyusun kitab, apalagi ternyata definisi hadits shahih tidak ada kalimat harus ada dalam Musnad Ahmad, Ibnu 'Abi Ashim dalam As Sunnan, Ibnu 'Ady dalam Al Kamil,Imam Bukhori, Imam Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu Majah, Sunan An Nasa'I, Al Muwatha Imam Malik, Al Um Imam Asy Syafi'I, Sunan Ad Darimi.
[Dani Permana] jawabannya bukan dengan logika M WN, pertanyaan knapa/mengapa harus ada analisa
1. Knapa hadist "Iyadl bin ghanim " tentang Cara menasehati penguasa hanya ada dalam Musnad Ahmad, Ibnu 'Abi Ashim dalam As Sunnan, Ibnu 'Ady dalam Al Kamil?
2. Knapa Imam Bukhori, Imam Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu Majah, Sunan An Nasa'I, Al Muwatha Imam Malik, Al Um Imam Asy Syafi'I, Sunan Ad Darimi tidak ada?
=================
(dani)
Poin No#2, Harus bersammbung Sanadnya : Hadist "Iyadl bin ghanim" tentang cara menasahati pemimpin bukannya SANDANYA terputus? Mohon kiranya menjelaskan jika tidak terputus?
whe~en
Sudah ada di artikel yang 26 halaman yang saya kirim kalau dibaca, Disitu diterangkan tidak terputusnya kenapa
[Dani Permana] Saya ulangi dari artikel yang M WN copy paste, dan lihat di artikel aslinya…. Disitu di kutip kejujuran penulis "Sanad hadits ini adalah lemah, karena keterputusan antara Syuraih dengan 'Iyaadl dan Hisyaam". Dan juga bedakan antara mu'asharah dan mutaba'ah
Telah berkata Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah :
Telah menceritakan kepada kami Abul-Mughiirah : Telah menceritakan kepada kami Shafwaan : Telah menceritakan kepadaku Syuraih bin 'Ubaid Al-Hadlramiy dan yang lainnya, ia berkata : 'Iyaadl bin Ghanm pernah mencambuk orang Dariya ketika ditaklukkan. Hisyaam bin Hakiim meninggikan suaranya kepadanya untuk menegur sehingga 'Iyaadl marah. Kemudian 'Iyaadl radliyallaahu 'anhu tinggal beberapa malam, lalu Hisyaam bin Hakiim mendatanginya untuk memberikan alasan (apa yang telah ia perbuat sebelumnya kepada 'Iyadl). Hisyaam berkata kepada 'Iyaadl : "Tidakkah engkau mendengar Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : 'Orang yang paling keras siksaannya adalah orang-orang yang paling keras menyiksa manusia di dunia?'. 'Iyaadl bin Ghanm berkata : "Wahai Hisyaam bin Hakiim, kami pernah mendengar apa yang kau dengar dan kami juga melihat apa yang kau lihat. Namun tidakkah engkau mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda : 'Barangsiapa yang hendak menasehati penguasa dalam suatu perkara, maka jangan dilakukan dengan terang-terangan. Akan tetapi gandenglah tangannya dan menyepilah berdua. Jika diterima, memang itulah yang diharapkan; namun jika tidak, maka orang tersebut telah melaksakan kewajibannya'. Engkau wahai Hisyaam, kamu sungguh orang yang lancang karena engkau berani melawan penguasa Allah. Tidakkah engkau takut jika penguasa itu membunuhmu lalu jadilah engkau orang yang dibunuh penguasa Allah tabaaraka wa ta'ala?" [Musnad Al-Imam Ahmad, 3/403-404].
Takhrij :
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi 'Aashim dalam As-Sunnah no. 1096 dari jalan Baqiyyah bin Al-Waliid dan Ibnu 'Adiy dalam Al-Kaamil 4/1393 dari jalan Shadaqah bin 'Abdillah Ad-Dimasyqiy; keduanya dari Shafwaan bin 'Amru, selanjutnya seperti sanad di atas.
Keterangan ringkas perawi yang meriwayatkan hadits di atas :
1. 'Iyaadl bin Ghanm; ia adalah Ibnu Zuhair bin Abi Syaddaad bin Rabii'ah Al-Fihriy, seorang shahabat mulia yang ikut menyaksikan perjanjian Hudaibiyyah. Wafat pada tahun 20 H di Syaam [lihat Tajriid Asmaaush-Shahabah 1/431 no. 4669, Usudul-Ghaabah 4/315-317 no. 4161, dan Al-Ishaabah 5/50-51 no. 6135].
2. Hisyaam bin Hakiim; ia adalah Ibnu Hizaam bin Khuwailid bin Asad Al-Qurasyiy Al-Asadiy, seorang shahabat mulia yang sangat bersemangat dalam amar ma'ruf nahi munkar. Beliau masuk Islam pada saat Fathu Makkah [Tajriidu Asmaaish-Shahaabah 2/120 no. 1362, Tahdziibul-Kamaal, 30/194-198 no. 6573, dan Al-Ishaabah 6/285 no. 8964].
3. Syuraih bin 'Ubaid Al-Hadlramiy. Al-'Ijliy berkata : "Seorang tabi'iy dari Syaam yang tsiqah". Duhaim berkata : "Tsiqah". An-Nasaa'iy berkata : "Tsiqah" [Tahdziibul-Kamaal, 12/446-448 no. 2726]. Ibnu Hajar berkata : "Tsiqah, akan tetapi banyak memursalkan hadits. Wafat setelah tahun 100 H" [Taqriibut-Tahdziib – bersama At-Tahriir 2/111 no. 2775].
4. Shafwaan; ia adalah Ibnu 'Amru bin Harim As-Saksakiy, Abu 'Amr Al-Himshiy. Ahmad bin Hanbal berkata : "Tidak mengapa dengannya". Abu Haatim mengatakan bahwa Yahyaa bin Ma'iin memujinya. 'Amru bin 'Aliy berkata : "Tsabt dalam hadits". Al-'Ijliy, Duhaim, Abu Haatim, An-Nasaa'iy, Ibnul-Mubaarak, dan yang lainnya mentsiqahkannya. [lihat : Tahdziibut-Tahdziib, 13/201-207 no. 2888]. Ibnu Hajar berkata : "Tsiqah" [Taqriibut-Tahdziib – bersama At-Tahriir 2/142 no. 2938].
5. Abul-Mughiirah; ia adalah 'Abdul-Qudduus bin Al-Hajjaaj Al-Khaulaaniy, Abul-Mughiirah Asy-Syaamiy Al-Himshiy. Ia seorang perawi tsiqah yang dipakai oleh Al-Bukhaariy dan Muslim dalam Shahih-nya [Al-Mughniy fii Ma'rifati Rijaal Ash-Shahiihain hal. 158 no. 1347].
Sanad hadits ini adalah lemah, karena keterputusan antara Syuraih dengan 'Iyaadl dan Hisyaam.
(Dani)
Jika hadist tentang "Iyadl bin ghanim" adalah hadist yang tidak dipermasalahkan dari segi sanadnya, sudah mungkin Imam Bukhori memasukan haidts tersebut dalam kitab sahihnya setelah melakukan Istikharah. Sedangkan Istikharah bermakna memohon petunjuk Allah atas keragu-raguan dan pilihan
(whe~en)
itu kan kata mas Dani lihat ini
Al Imam Al Hafidz Abul Hasan `Ali bin `Umar Ad-Daruquthni rahiamhullahu ta'ala dan beberapa ulama lain telah memastikan bahwa Al Bukhari dan Muslim telah meninggalkan (tidak mencantumkan) beberapa hadits yang sebenarnya memenuhi syarat shahih dalam kitab Ash-Shahihain.Hadits-hadits yang tidak dicantumkan di dalam kitab Shahihain sebenarnya telah diriwayatkan oleh sekelompok sahabat radliallahu `anhum dan para perawi yang tidak memiliki cacat dan aib.
[Dani Permana] Saya ulangi pertanyaan "mengapa Imam Al Bukhori melakukan demikian?"
(whe~en)
Ad-Daruquthni dan Al Harawi telah menyusun karya yang menghimpun hadits-hadits shahih yang tidak sempat disebutkan oleh Al Bukhari dan Muslim di dalam Ash-Shahihain.
[Dani Permana] pertanyaannnya saya ulang "Apakah Imam Ad Daruqutni meriwayatkan hadist Iyad bin Ghanim dalam kitab Sahihnya?
Jika sudah dijawab di thread yang lain tidak mengapa supaya tidak double.
============
Syarat pertama
Hadist tersebut khusus untuk fadhailul amal atau targhib dan tarhib. Tidak boleh untuk aqidah atau ahkam (spt hukum halal, haram ,wajib, sunat , makruh) atau tafsir Qur'an. Jadi , seorang yang akan membawakan hadist-hadist dhå'if , terlebih dahulu HARUS MENGETAHUI mana hadist dhå'if yang MASUK bagian fadha ilul a'mal dan mana hadist dhå'if yang masuk bagian aqidah atau ahkam.
Dst sebagaimana tertulisa dibawah…
[Dani Permana] kata hukum yang saya Bold diatas adalah kesalahan FATAL M WN dalam menggunakan pernyatann, dan bertolak belakang dengan artikel yang M WN copy paste . (Syarat Pertama….dst… green highlight diatas)
(whe~en)
Syaratnya ga cuma satu kan menyalahi syarat lainnya ga?
menyalahi kan?
[Dani Permana] Bukan begitu maksudnya, Hadist Dhoi'if itu tidak bisa dipakai untuk masalah Hukum dan M WN membuat pernyataan yang salah. Dan saya quote lagi "Ada syarat2 menggunakan hadits dhoif sebagai hukum,"
===================
[Dani Permana] Saya pikir disinilah kekurangan M WN tentang permasalahan Ilmu Hadist…
whe~en
mengaku bukan ahli hadits tetapi bisa menilai orang lain yang sudah mengaku tidak punya ilmu itu dengan kekurangan.
Masih mendingan kan mas, saya sudah mengaku tidak punya kemampuan mentakhrij dibanding mas dani yang bilang tidak mampu tetapi bisa menyalahkan syeikh Albani yang ahli hadits secara tidak langsung.
[Dani Permana] Mohon klarifikasinya mengenai "tetapi bisa menyalahkan syeikh Albani yang ahli hadits secara tidak langsung." Supaya tidak ada fitnah buat saya…
--
~~~~~
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-No virus found in this message.
Checked by AVG - www.avg.com
Version: 10.0.1204 / Virus Database: 1435/3407 - Release Date: 01/27/11--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
http://wheen.blogsome.com/
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment