Saturday, January 21, 2012

Re: [Milis_Iqra] Dimana Allah ? Dilangitkah atau dibumi bersama makhluk-Nya ?

Alam pikiran manusia tak akan mungkin mencapai batas pentas ilustrasi yang Sang Pencipta dan logika manusia hanya tinggal mencoba menafsirkan yang tersurat dalam kitabNya
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: dang <naoneuy@gmail.com>
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Sun, 22 Jan 2012 09:53:07
To: <milis_iqra@googlegroups.com>
Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] Dimana Allah ? Dilangitkah atau dibumi bersama
makhluk-Nya ?

Allah adalah Pencipta segala sesuatu
Bagi Allah segala sesuatu adalah sangat dekat
Tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia
Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa
Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar

betapa kecil dan rendah nya manusia ini ....

ampuni kami Ya Allah....

Allah Maha Mengetahui sedang manusia adalah tidak mengetahui

On 1/19/12, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> wrote:
> Dimana Allah ? Dilangitkah atau dibumi bersama makhluk-Nya
> ?<http://arsiparmansyah.wordpress.com/2011/10/31/dimana-allah-dilangitkah-atau-dibumi-bersama-makhluk-nya/>
>
> Oleh : Armansyah
>
> Kita tahu bahwa kemanapun kita menghadap disana ada wajah Allah. Kita juga
> diajarkan bahwa Allah itu lebih dekat dari urat leher kita. Tapi kita juga
> diajarkan bahwa Allah itu bersemayam diatas 'Arsy-Nya yang agung. Dalam
> salah satu hadis, juga disebutkan bahwa Allah itu ada dilangit. Lalu,
> dimanakah Allah sebenarnya ? Bagaimana menjelaskan konsep semua ini secara
> logis selain berbicara dogmatis seperti –yang penting iman– ?
>
> Dalam bahasa sederhananya, ketika kita menggambarkan bahwa Allah ada diatas
> 'Arsy, maka seperti apakah itu ? Ketika kita menyatakan bahwa Allah lebih
> dekat dari urat leher kita, lalu seperti apa itu ? Ketika kita menyatakan
> bahwa kemanapun kita menghadap maka disitulah wajah Allah, lalu seperti
> apakah itu ? Ketika disebutkan bahwa Allah ada dilangit, lalu langit
> manakah itu?
>
> Jika anda merasa materi ini akan membebani anda, maka lupakan dan jangan
> teruskan membacanya karena pembahasan berikutnya jika tidak hati-hati dalam
> memahami ayat-ayat Allah dapat membuat anda meragukan akidah anda terhadap
> Islam bahkan juga terhadap eksistensi Allah serta dapat menimbulkan fitnah
> anda kepada saya sebagai penulisnya.
>
> Namun bila anda merasa sebagai seorang yang berpikiran terbuka, merasa
> tertantang dan siap untuk memacu adrenalin kepenasaran anda, silahkan klik
> more berikut ini … watch out !
>
> Oke, jika anda sudah membaca sampai disini, maka artinya anda telah
> memutuskan untuk memahami agama anda lebih jauh. Selamat. Anda tidak perlu
> menyiapkan mantra, jimat atau apapun dalam membaca ini. Jika memang ada
> persiapan, ya siapkan saja sms banking anda untuk mentransfer uang anda
> kenomor rekening saya …. hahaha.
>
> Sekarang, let us back to the main topic.
>
> Mari kita bahas dulu secara perlahan dan runut … apa yang dimaksud dengan
> 'Arsy Allah tersebut ?
>
> إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ
> أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
>
> Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
> dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy (Qs. 7 al-A'raf : 54)
>
> Telah terjadi perbedaan pandangan antara ulama tradisional dengan
> ulama-ulama kontemporer dan modern dalam menafsirkan istilah 'Arsy ini.
> Dimana ulama tradisional lebih suka memahami 'Arsy sebagai suatu singgasana
> dimana dari singgasana-Nya inilah Tuhan mengendalikan kekuasaan-Nya atas
> makhluk-makhluk-Nya, namun ulama-ulama tersebut juga lebih suka untuk tidak
> melakukan pembahasan lebih jauh mengenainya dan hanya mencukupkan urusannya
> kepada iman dan itu menjadi rahasia ALLAH. Majhul, Ma qul, Imaan bihi
> wajib, wa su al anhu bid'ah (tidak diketahui maknanya, dan tidak boleh
> mengatakannya mustahil, percaya akannya adalah wajib, bertanya tentang ini
> adalah Bid ah Munkarah). Dengan bahasa gaul sederhananya kira-kira : "udah
> deh tong, ente gak usah capek-capek mumet mikirin ntu. Iman aje dah. Ntar
> gila loe,itu masih untung gila, kalo gak bener, loe bisa jadi kafir, nerake
> jahanem dah loe".
>
> Sebaliknya, sebagian ulama lain yang lebih moderat menolak penafsiran
> 'Arasy seperti yang telah disebutkan tadi karena menurut mereka ALLAH tidak
> membutuhkan tempat, ruangan dan juga tidak terikat dengan waktu. Jika
> dikatakan bahwa ALLAH duduk diatas 'Arsy maka berarti ALLAH memiliki wujud
> yang sama seperti makhluk-Nya yang memerlukan tempat tinggal dan tempat
> bernaung, padahal ALLAH Maha Suci dan Maha Mulia dari semua itu !
>
> وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ
>
> Tidak ada sesuatu apapun yang sama dengan-Nya (Qs. 112 al-Ikhlas : 4)
>
> Dalam sifat 20 ketuhanan yang wajib di-imani oleh umat Islam salah satunya
> adalah :
>
> ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ (Mukhalafatuhu lilhawadith alias Tuhan itu tidak meyerupai
> sesuatu apapun).
>
> Boleh-boleh saja jika ada yang lalu kemudian "cari aman" dan mengikuti
> pendapat atau pemahaman ulama tradisional yang pertama, tetapi bagi mereka
> yang tidak puas dan selalu ingin mencari penjelasan logis disetiap doktrin
> keagamaan, maka hal itupun sangat tidak terlarang.
>
> Bahwa untuk menjalankan ketentuan suatu agama terkadang harus dimulai
> dengan kata iman memang sering menjadi sesuatu hal yang tidak dapat
> terbantahkan. Keadaan beriman sesorang umumnya berada dalam kondisi "jadi"
> dari seseorang itu (sebab ini akan kembali dari lingkungan mana ia
> dilahirkan). Namun seiring dengan bertambah dewasanya cara kita berpikir,
> sangat pantas sekali apabila kita mencoba mempertanyakan sejauh mana
> kebenaran dari keberimanan yang kita peroleh dari kondisi 'jadi' tadi.
>
> Tuhan memberikan kita akal untuk berpikir, untuk menjadi cerdas bukan untuk
> jadi figuran dan sekedar ikut-ikutan. Karenanya kita berdua tidak bisa
> mengatakan kondisi beriman tersebut ada karena lewat iman. Pernyataan ini
> tertolakkan dalam dunia ilmiah dan bertentangan dengan penalaran saya
> selaku manusia yang fitrah.
>
> Tuhan menjadikan alam semesta ini dengan ilmu-Nya, dan Dia telah mengukur
> keseimbangan masing-masing komposisi ciptaan-Nya itu secara proporsional
> dan adil. Begitupula ketika Dia mewahyukan kalam-Nya dalam bahasa manusia,
> itupun memiliki tujuan agar sang manusia selaku hamba, bisa meraba, bisa
> mempelajari dan memikirkannya, bukan cuma untuk sebatas percaya atau habis
> dalam bentuk kata-kata tiada makna.
>
> Tuhan secara filsafat adalah tuhan dalam bentuk yang terlalu bervariasi
> sebagaimana bisa dibaca melalui pendapat para filosof yang ada (sebut saja
> nama socrates, plato, aristoteles, descartes atau juga kant dan bandingkan
> semua konsepsi filsafat mereka tentang tuhan). Saya lebih memilih ranah
> akal atau rasio untuk memahami Tuhan dan menemukan eksistensi kebenaran Dia.
>
> Kita tidak mungkin bisa membedakan mana dogma yang benar dan mana dogma
> yang salah dengan berdasarkan dogma juga (baca: Iman), artinya seseorang
> tidak bisa berdalih dibelakang kata " iman " untuk membenarkan dogma yang
> ia anut, sebab sekali lagi kata " iman " ini adalah bagian dari dogma yang
> ada, dan setiap pemeluk masing-masing agama bisa berkata yang sama,
> akibatnya jika dipaksakan dan dibenturkan secara emosional bisa dipastikan
> akan kacaulah apa yang disebut sebagai kebenaran yang sejati (toh akhirnya
> kebenaran menjadi sangat relatif dan subyektif padahal kebenaran itu
> sifatnya absolut atau pasti).Akhirnya, semua doktrin keagamaan termasuk
> dogma ketuhanan sekalipun tidak berarti apa-apa jika tidak bisa dicerna
> secara ilmu melalui akal pikiran yang ada pada manusia, dan inilah sikap
> rasionalitas keber-agamaan yang saya anut.
>
> Mengikuti sesuatu yang mudah dimengerti akan jauh lebih memuaskan daripada
> mengikuti sesuatu yang tidak dimengerti atau tidak diketahui.
>
> Dalam kaitannya dengan pembahasan kita kali ini, maka saya mengadakan
> pendekatan penafsiran istilah 'Arsy yang disebut selaku singgasana-Nya
> Allah adalah sebagai tempat dimana ALLAH mempertunjukkan kekuasaan-Nya
> kepada semua hamba-hambaNya.
>
> Dan itulah alam semesta yang terbentang luas dihadapan kita. Semua isi alam
> ini, termasuk benda-benda angkasa seperti bumi, bulan, matahari,
> planet-planet, komet, meteor, galaksi, manusia, malaikat, jin, hewan,
> tumbuhan dan apa saja yang ada diantara keduanya adalah merupakan
> perwujudan dari singgasana Tuhan.
>
> وَهُوَ الَّذِي خَلَق السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ
> عَرْشُهُ عَلَى الْمَاء
>
> Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah
> 'Arsy-Nya berada diatas alma' (air)
> – Qs. 11 Huud : 7
>
> Dari ilmu pengetahuan modern kita bisa mengetahui bahwa angkasa raya
> tidaklah kosong hitam saja seperti yang kita lihat dimalam hari, beberapa
> hasil observasi sejumlah astronom telah mengemukakan kepada kita bahwa
> diangkasa raya sana ada begitu banyak bintang gemintang, planet-planet,
> satelit dan bahkan galaksi sebagaimana galaksi yang kita diami ini (bima
> sakti/milky way). Belum lagi dengan beragamnya makhluk hidup yang ada
> diluar planet bumi kita ini yang biasa kita sebut sebagai Alien.
>
>
> Seperti yang pernah saya bahas dalam artikel :
> http://arsiparmansyah.wordpress.com/2008/03/06/antara-superman-aliens-dan-al-quran/
> bahwa terlalu naif dan bodoh jika kita berpikiran cuma kita dan bumi kita
> ini tempat makhluk hidup bisa tinggal serta bernaung.
>
> Dan diantara ayat-ayat-Nya adalah menciptakan langit dan bumi ; dan Dabbah
> yang Dia sebarkan pada keduanya. dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya
> apabila dikehendaki-Nya. Qs. 42 Asy-Syura :29
>
> Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah
> /hukum-hukum/ Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah
> Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya
> benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS. 65:12)
>
> Ini juga mungkin alasannya kenapa Tuhan begitu gigih memerintahkan kepada
> manusia untuk mempelajari ilmu tentang alam semesta sembari tidak melupakan
> tasbih kepada-Nya, baik tasbih dalam arti berdzikir lisan mengucap puja dan
> puji seperti para Malaikat ataupun bertasbih dalam pengertian sikap tunduk
> dan patuh serta sadar akan kekecilan diri dihadapan Yang Kuasa sebagaimana
> tunduknya alam semesta dan seperti tunduknya burung-burung dan gunung.
>
> Para Malaikat yang di sisi-Nya, mereka tidak punya rasa angkuh untuk
> mengabdi kepada-Nya dan tidak merasa letih, mereka selalu bertasbih malam
> dan siang tiada henti-hentinya. – Qs. 21 al-anbiyaa : 19 – 20
>
> Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada
> Allah Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya – Qs. 17
> al-israa : 44
>
> Gunung-gunung dan burung-burung yang bertasbih – Qs. 21 al-anbiyaa : 79
>
> Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang
> terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat seperti kamu – Qs. 6
> al-an'aam : 38
>
> Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
> keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
> – Qs. 3 ali Imron : 191
>
> Jadi maksudnya jika 'Arsy Allah itu adalah alam semesta ini, maka dimanakah
> Allah itu sebenarnya ? Apakah benar bahwa Allah itu berada dimana-mana ?
> banyak dong pak Allah kalau begitu. Tapi pak, bukankah seperti diawal tadi
> anda ada bilang bahwa kemanapun kita menghadap disanalah wajahnya Allah ?
> tapi dilain ayat al-Qur'an juga dibilang bahwa Dia justru lebih dekat dari
> urat leher kita. Duh, tambah puyeng nih. Kok jadi berkesan mumet begini ya
> pak …. kalo begitu pahamnya Wahdatul Wujud seperti yang didengungkan oleh
> al-Hallaj atau Syaikh Siti Jenar benar donk ?
>
> Oke, mari kita buat analogi-analogi dulu. Tetapi maaf, anda perlu kembali
> berhati-hati dengan analogi yang saya buat agar tidak terjebak dengan
> pemahaman yang keliru. Ini sudah melintasi materi tasawuf yang paling pelik
> sekalipun. Saya akan menggunakan penjelasan rasional yang logis dan dapat
> dipahami secara sederhana dengan akal sehat.
>
> Anda pernah minum secangkir es teh ? apalagi disiang hari yang panas terik.
> Wah, pasti segerrrr rasanya.
>
> Di attachment saya lampirkan gambar secangkir es teh pesanan saya sebagai
> ilustrasinya :-)
>
> Pada gambar tersebut, terdapat sebuah gelas besar berisikan air, es, teh
> dan gula. Itulah ibarat isi dari alam semesta ini, ada berbagai macam
> bentuk dan wujud serta sifat benda-benda didalamnya (seperti yang sudah
> sempat kita singgung bahwa alam semesta ini ada galaksi, planet, meteor,
> komet, asteroid, satelit, matahari, manusia, jin, binatang, tumbuhan dan
> seterusnya sebagainya).
>
> Air, tempat dimana semua itu berada dan larut menjadi satu sistem yang
> sempurna, … itulah wadah atau tatakan atau singgasana ataupun 'Arsynya
> Tuhan dalam hal ini ! Didalam alam nyata, air tersebut tidak lain adalah
> alam semesta yang menaungi segala benda-benda yang berserak didalam angkasa
> kita, mulai dari yang terdekat dan terlihat sampai pada yang paling
> jauuuuhhh dan tak mungkin terlihat oleh kita.
>
> Gelas tempat dimana semua itu bernaung, itulah Tuhannya dalam hal ini, yang
> tentu saja berada menaungi air selaku wadah pelarut dan secara otomatis
> menaungi juga semua benda-benda lain yang larut dan ada didalam air itu
> sendiri.
>
> Itulah kenapa, didalam sejumlah ayat al-Qur'an ada disinggung istilah Wajah
> ALLAH, Tangan-Nya, Kursi-Nya ataupun Betis sebagaimana terdapat dalam
> ayat-ayat berikut :
>
> Dan adalah kepunyaan Allah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap
> di situlah Wajah Allah – Qs. 2 al-Baqarah : 115
>
> Maka Maha Suci Dia yang ditangan-Nya kekuasaan atas semuanya – Qs. 36
> Yaasin : 83
>
> Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan – Qs.
> 55 ar-Rahman : 27
>
> Kursi Allah meliputi langit dan bumi. – Qs. 2 al-Baqarah: 255
>
> Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud QS. 68
> al-Qalam : 42
>
> Apakah ini berarti kita bisa melihat Tuhan, pak Arman ? khan analoginya
> seperti contoh segelas air es manis. Hm, jelas tidak mungkin kita melihat
> Tuhan meskipun kita tetap menggunakan analogi diatas. Sebab larutan yang
> menaungi semua benda atau elemen tadi begitu pekatnya terlihat dari dalam
> sehingga menutupi eksisten wujud asli dari sang gelas. Begitupula halnya
> dengan kita, tidaklah mungkin melihat wujud asli dari Allah itu sendiri
> sebab alam semesta ini, angkasa raya kita ini begitu pekat dengan selimut
> hitamnya, begitu penuh dengan lapisan-lapisan atau tingkat kekelamannya,
> begitu jauh dan luasnya sehingga tak mungkin terukur secara panjang, lebar
> dan luas jarak dari satu titik ketitik yang lain. Bahkan menentukan
> titik-titik semesta raya inipun kita tidak akan pernah mampu. Dimana
> awalnya dan dimana juga ujung semestanya, semua terlalu pekat untuk bisa
> ditembus. Tetapi satu hal, Allah pastinya ada dan menaungi semua ini.
>
> Nah, sekarang anda tidak bingung lagi khan ? Sebentar dulu pak Arman, lalu
> berarti Allah menyatu dengan hamba-Nya ? iyalah dengan makna seperti
> analogi diatas. Wah, pak, anda terlalu berani mengambil perumpamaan ini,
> khan Allah itu maha ghaib pak.
>
> Loh, bener bahwa Allah itu maha ghaib, tapi jangan lupa bahwa Allah itu
> juga maha nyata loh. Coba buka al-Qur'an anda dan buktikan sendiri, ada
> tidak ayat berikut ini ?
>
> هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ* وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ* وَهُوَ بِكُلِّ
> شَيْءٍ عَلِيمٌ
>
> huwa al-awwalu waal-aakhiru *waalzhzhaahiru waalbaathinu* wahuwa bikulli
> syay-in 'aliimun
>
> Dialah Yang Awal dan Yang Akhir *Yang Zhahir dan Yang Bathin* dan Dia Maha
> Mengetahui segala sesuatu. (Taken from al-Qur'an surah al-Haadid [57] ayat
> 3)
>
> Jadi, Allah itu juga bersifat lahir, nyata, zhahir, mampu dipandang dan
> dipahami. Tidak njelimet seperti doktrin ketuhanan lain yang berputar-putar
> dengan semua filsafat ke-esaan sehingga kemudian muncul tuhan turunan bak
> rumus-rumus matematika saja sampai ada tuhan anak, tuhan bapa dan
> sebagainya. Tiga tapi satu, satu tapi tiga. Konsep Tuhan didalam Islam itu
> gak bikin stress otak deh. [Silahkan baca artikel saya : Bertuhan tanpa
> bingung dialamat :
> http://arsiparmansyah.wordpress.com/2011/10/23/bertuhan-tanpa-bingung/]
>
> Salam hangat untuk anda semua,
>
> --
> Salamun 'ala manittaba al Huda
>
>
>
> ARMANSYAH
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment